1.
HEACTING DAN HEACTING AFF
a.
Heacting

Menutup luka
dengan cara menyatukan tepi – tepi luka serapat mungkin dengan menggunakan
benang atau kawat untuk mengurangi terbentuknya jaringan parut.

·
Meminimalkan trauma
·
Mengurangi perdarahan
·
Mempercepat penyembuhan luka
v
Benang Jahitan
Adalah benang
atau kawat yang di gunakan untuk menjahit jaringan tubuh. Riwayat penyembuhan
luka, daerah operasi, jaringan yang mengalami luka dan tujuan penjahitan
menentukan benang jahitan yang akan di gunakan. Benang jahitan dapat di bedakan
dalam dua bentuk: yaitu bentuk yang dapat di serap tubuh (absorbable) dan yang
tidak dapat di serap tubuh (non absorbable).
Jenis benang
jahitan menurut bentuknya :
Absorbable
|
Non Absorbable
|
·
Plain
Catgut
di serap 7-10
hari
·
Cromic
Catgut
di serap
20-40 hari, lebih kuat untuk luka, 10 hari belum merapat
·
Vicril
tidak
menimbulkan reaksi jaringan. Biasa di gunakan dalam bedah mata, urologi,
ortopedi dan bedah plastik. Kemasan atraumatik
|
·
Seide
(silk / sutera)
70 % protein
dan 30 % perekat
·
Ethilon
di gunakan
untuk bedah plastik dan mata, lebih kuat dari Seid
·
Ethibond
di gunakan
untuk bedah kardiovaskuler dan urologi
·
Vitalene
(bedah mikro)
di gunakan
untuk bedah jantung, pembuluh darah
|
v
Jarum Jahit
Jarum jahit di
bedakan :
·
Jarum tajam (cutting), di tandai dengan gambar segitiga
·
Jarum bulat (round), di tandai dengan gambar bulatan
·
Jarum ceper (taper), di tandai dengan gambaran bulan sabit
Hampir selalu
di gunakan jarum tajam untuk semua jaringan kecuali untuk organ yang berlubang
seperti pembuluh darah, usus, di pakai jarum bulat / taper.
v
Anestesi
Jenis anestesi
yang di gunakan adalah anestesi lokal :
·
Golongan Ester
o Kokain
o Prokain
o Benzokain
o Piperokain
o Tetrakin
·
Golongan Amida
o Lidokain
o Prilokain
o Mepivakain
o Bupivakain
o Kinkokain
·
Infiltrasi (di suntikkan)
·
Field Block (di suntikkan mengelilingi daerah yang akan di jahit)
·
Block Syaraf (di suntikkan syaraf yang mempersyaraif daerah
tersebut)
Hal yang harus di perhatikan
·
Golongan ester tidak boleh di gunakan pada penderita yang mengalami
gangguan hati karena obat tersebut di metabolisme di hati.
·
Hati – hati dengan efek samping obat, dapat menimbulkan alergi
bahkan kematian. Golongan ester efek sampingnya lebih tinggi dari golongan
amida.
v
Macam – macam Jahitan kulit
Untuk jahitan
kulit di kenal beberapa tehnik:
·
Jahitan simpul
di pakai jarum
tajam, arahkan jarum tegak lurus termasuk pada satu sisi dan keluar dengan
sudutyang kira-kira sama. Tempat tusukan jarumdekat dengan tepi luka. Jarak
antara satu jahitan dengan jahitan lainnya bervariasi menuruttebal tipisnya
kulittetapi semua tepi luka harus bertemu.
·
Jahitan matras
jahitan ini di
pakai untuk kulit yang tipis.
·
Jahitan jelujur
di pakai pada
irisan yang panjang, bila ingin menghemat waktu. Tidak seperti jahitan simpul.
·
Jahitan jelujur intradermal
mengurangi
jumlah jahitan yang tampak dari luar.

·
Nald Voelder
·
Gunting Diseksi / Gunting Jaringan
·
Gunting Verban
·
Gunting Benang
·
Pisau Bedah
·
Klem Arteri
·
Towel Clamp
·
Pinset Anatomis dan Cyrugis
·
Korentang
·
Jarum Jahit
·
Benang Jahit
·
Doek Lubang
·
Hand Scoon
·
Kassa
·
Deppers
·
Tuffer
·
Laken
·
NaCl
·
Alkohol
·
Betadine
·
H2O2
·
Obat Anestesi Lokal
·
Plester / Hypafix
·
Spuit 3 cc / 5 cc
·
Perlak Pengalas
·
Bengkok
·
Desinfektan (bila di perlukan)
·
Kom
·
Bak Instrument

1)
Tahap pra interaksi
a)
Verifikasi datasebelumnya
b)
Mengidentifikasi pasien dengan tepat (nama, nomor kamar)
c)
Mencuci tangan
d)
Mendekatkan alat ke dekat pasien
2)
Tahap orientasi
a)
Mengucapkan salam, menyapa nama pasien dan memperkenalkan diri
b)
Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
c)
Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien
3)
Tahap kerja
a)
Menjaga privacy.
b)
Mengajak pasien berdo`a (membaca basmalah).
c)
Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat dengan jelas
dan membebaskan dari pakaian dan hal yang mengganggu.
d)
Memakai hand scoon.
e)
Membuka peralatan (pertahankan kesterilan alat).
f)
Mendisinfeksi daerah sekitar luka.
g)
Menutup / mengelilingi luka dengan doek steril.
h)
Memberikan anestesi lokal pada jaringan sekitar luka.
i)
Membersihkan luka dengan NaCl / perhidrol, (bila luka sangat kotor
dan sulit di bersihkan, bersihkan dengan urutan NaCl - perhidrol - NaCl).
j)
Melakukan debridement jika di perlukan (tidak boleh dilakukan bila
melebihi waktu kontaminasi).
k)
Menjahit jaringan :
§ Model jahitan
simpul tunggal :
menusuk
jaringan pada pinggir luka dari kulit hingga jaringan di bawahnya kemudian
menyebrang ke pinggir luka di sisi lain dengan jarak tusukan yang sama,
kemudian membuat simpul pada salah satu sisi. Menjahit dengan cara yang sama di
sepanjang luka.
§ Model jahitan
jelujur :
buat jahitan
simpul tunggal satu kali kemudian menjahit sepanjang luka tanpa simpul dan
tanpa memotong benang.
Benang yang di
gunakan untuk menjahit :
perdarahan di
ikat dengan plain catgut, otot di daerah muka di jahit dengan plain catgut /
dexon / vicril kemasan atraumatik, ligamen dan fasia dijahit dengan chromic
catgut / dexon / vicril, lemak sub cutan di jahit dengan plain catgut, kulit di
jahit dengan siede / nylon / prolene.
l)
Merapikan tepian luka bila luka tidak rapi.
m)
Membersihkan area di sekitar luka dengan NaCl dan betadine dengan
urutan NaCl – betadine – NaCl.
n)
Menutup jahitan dengan balutan steril
o)
Merapikan pasien
4)
Tahap terminasi
a)
Mengevaluasi tindakan yang di lakukan
b)
Merapikan pasien dan lingkungan
c)
Mengajak pasien berdo`a kepada Allah dan membaca Hamdallah
d)
Berpamitan dengan pasien
e)
Membereskan alat dan mengembalikan ke tempat semula
f)
Mencuci tangan
g)
Mencatat kegiatan kedalam lembar catatan keperawatan
b.
Heacting aff

Mengambil benang
atau kawat pada luka yang sudah kering untuk membantu proses terbentuknya
jaringan baru.

·
Mengambil benang atau kawat yang tidak di absorbsi luka
·
Mempercepat proses penyembuhan
·
Membersihkan luka

·
Gunting Verban
·
Gunting Benang
·
Pinset Anatomis dan Cyrugis
·
Hand Scoon
·
Kassa
·
Deppers
·
Tuffer
·
Laken
·
NaCl
·
Alkohol
·
Betadine
·
Plester / Hypafix
·
Perlak Pengalas
·
Bengkok
·
Desinfektan (bila di perlukan)
·
Bak Instrument

1)
Tahap pra interaksi
a)
Verifikasi datasebelumnya
b)
Mengidentifikasi pasien dengan tepat (nama, nomor kamar)
c)
Mencuci tangan
d)
Mendekatkan alat ke dekat pasien
2)
Tahap orientasi
a)
Mengucapkan salam, menyapa nama pasien dan memperkenalkan diri
b)
Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
c)
Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien
3)
Tahap kerja
a)
Menjaga privacy
b)
Mengajak pasien berdo`a (membaca basmalah)
c)
Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat dengan jelas
dan membebaskan dari pakaian dan hal yang mengganggu.
d)
Memakai hand scoon.
e)
Membuka peralatan (pertahankan kesterilan alat).
f)
Mengangkat balutan lapis dalam menggunakan pinset dan membuangnya
pada kantung sampah / bengkok.
g)
Mengobservasi luka. Inspeksi kondisi luka terhadap integritas
jahitan / penutupan kulit, pastikan kulit sudah menutup rapat sebelum jahitan
di angkat, palpasi sepanjang tepi luka untuk mengetahui adanya eksudat / pus di
bawah jaringan.
h)
Membersihkan luka. Memegang kasa yang di basahi dengan NaCl
menggunakan pinset. Menggunakan satu kasa untuk setiap satu kali usapan.
Membersihkan luka dari area yang kurang terkontaminasi ke area terkontaminasi /
menjauhi luka untuk mencegah kontaminasi organisme ke dalam luka.
i)
Mengeringkan luka dengan kassa kering, gunakan kassa bersih setiap
kali usapan.
j)
Mendesinfeksi luka dengan betadine
k)
Meletakkan kassa steril di dekat luka
l)
melepas jahitan satu persatu dengan cara :
·
menjepit dan menarik simpul jahitan sedikit ke atas secara
hati-hati dengan memakai pinset cyrughis, sehingga benang yang berada di dalam
kulit kelihatan
·
menggunting benang tepat di bawah simpul yang berdekatan dengan
kulit atau pada sisi lain yang tidak ada simpul
·
menarik benang secara hati-hati, buang ke kassa
m)
membilas dengan menggunakan NaCl
n)
mengompres luka dengan kassa betadine atau memberikan salep
antiseptic (bila di programkan) di sepanjang luka
o)
menutup luka dengan kassa steril
·
menutup luka dengan satu kassa setiap kali sebagai lapisan kontak
·
memasang kassa lapisan kedua sebagai lapisan absotben (melindungi
luka pada masuknya mikroorganisme)
p)
memberikan plester empat sisi pada balutan kassa atau menutup rapat
kassa dengan hypafix
q)
bila menggunakan balutan plastic berikan kassa tipis agar tidak
menyulitkan penempelan plastic pada kulit
r)
melepas sarung tangan
4)
Tahap terminasi
a)
Mengevaluasi tindakan yang di lakukan
b)
Merapikan pasien dan lingkungan
c)
Mengajak pasien berdo`a kepada Allah dan membaca Hamdallah
d)
Berpamitan dengan pasien
e)
Membereskan alat dan mengembalikan ke tempat semula
f)
Mencuci tangan
g)
Mencatat kegiatan kedalam lembar catatan keperawatan
NB : hal yang
harus di perhatikan
·
Perhatikan tehnik septic dan aseptik
·
Mengangkat jahitan secara selang-seling atau sesuai advis dokter,
bila jahitan harus di angkat semua perhatikan jangan sampai ada yang
tertinggal. Tidak perlu mengangkat jahitan yang dapat di absorbsi oleh tubuh
·
Tehnik pengangkatan jahitan di sesuaikan dengan tipe jahitan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar